Jumat, 14 Maret 2014

Perceraian

Perceraian

OLEH:
Eka
Tossy
Handayani

Masalah

      1 Korintus 7:1, menunjukan bahwa Paulus sedang menjawab pertanyaan dari jemaat Korintus,  khususnya masalah perceraian. Jemaat Korintus bingung tentang kewajiban orang-orang Kristen berkaitan dengan istri atau suami yang belum bertobat.
       Sebab, fakta yang terjadi dalam jemaat Korintus ialah banyak anggota jemaat di Korintus yang diselamatkan sesudah mereka menikah, tetapi pasangan mereka masih belum bertobat.
      Orang-orang inilah yang mengalami kesulitan dalam rumahtangga mereka, sehingga mereka bertanya pada Paulus haruskah mereka tetap mempertahankan pernikahan dengan pasangan yang belum selamat
      Latar Belakang Masalah
      Percabulan
      Dualisme Plato (tubuh adalah jahat)
      Over Realized Eschatology
     Merasa sudah menjadi manusia rohani sehingga bebas dalam menggunakan tubuh.
      Entusiasm
     semangat yang berlebihan karena merasa sebagai jemaat yang mempunyai hubungan khusus dengan Roh Kudus.
      Individualism
     Kelompok sosial-masy gereja yang salin mengabaikan / merasa mampu hidup sendiri.
       
      ANALISA TATA BAHASAA
       
      PENYELIDIKAN EKSEGETIKAL
       
      1. Aphienai
      Berasal dari akar kata dalam bahasa yunani yaitu kata “aphiemi” yang artinya: menyuruh pergi; membiarkan; meninggalkan; mengampuni; menghapuskan; menyerahkan; menceraikan.  Kata ini digunakan dalam Akitab Perjanjian Baru sebanyak 143 kali. 
      Kata ἀφιέναι (aphienai) dari akar kata “aphiemi” bentuknya adalah present infinitif aktif.  Kemudian didahului dengan kata penghubung “mehe” (jangan).  Bentuk kata ini menunjuk kepada pekerjaan yang dilakukan pelaku
      ANALISSA TATA BAHASA
      Jadi dari kalimat ini menunjukkan bahwa ada perinta “jangan” melakukan perbuatan yang sedang dilakukan.  Maka dari ayat ini telah mengindikasikan bahwa Paulus mengatakan hal ini karena jemaat tersebut sedang melakukan perceraian.
      2. Aphietō (ἀφιέτω)
      Kata aphieto berasal dari akar kata bahasa Yunani yaitu kata “aphiemi” yang artinya: menyuruh pergi; membiarkan; meninggalkan; mengampuni; mengampuni; menghapuskan; menyerahkan; menceraikan.  Kata Aphietō (ἀφιέτω) ditulis dalam bentuk Present 3 tunggal imperatif aktif
      Bentuk ini menunjukkan suatu perintah atau permintaan agar melakukan perbuatan sesuatu terus menerus, atau perbuatan berulang-ulang kali.  Jadi dari bentuk ini mengindikasikan bahwa perintah “jangan meningalkan; menceraikan dia berulang-ulang kali. Yang artinya bahwa ia harus terus-menerus mempertahankannya (Pernikahan)  “ayat 12”
       
      MASALA
       
      Jadi dari ayat ini telah memperjelas masalah yang sedang dihadapi oleh jemaat di Korintus
      Masalanya: sedangterjadinya  kawin “campur” antara orang beriman dengan  org tdk beriman
      Sehingga Paulus merespini berita yang disampaikan kepadanya.
      Paulus menasehatkan bahwa jika org yg tidak beriman mau menikah dgn org yg sudah percaya maka org percaya tersebut harus menikahinya.
      Karena.....?
      3. ἡγίασται (hegiastai)
      Dari akar kata bahasa Yunani yaitu dari kata “hagiazo” yang berarti: pengudusan; penahbisan; menghormati sebagai yang kudus.  Kata ini digunakan dalam PB sebanyak 28 kali.  Akar kata hagiazo adalah “hagios” yang artinya kudus.  kasus dari kata ἡγίασται (hegiastai) adalah  perfek Indikatif pasif 3 tunggal dari kata agios.  artinya: dia telah dikuduskan.
      Ayat sedang berbicara mengenai dampak dari nasehat Paulus tersebut
      4. Chorizetai
      Present indikatif pasif 3 tunggal dari kata “chorizo” yang artinya: memisahkan; bercerai; meninggalkan; berbeda.  Jadi Chorizetai berarti berarti: dia sedang memisahkan; meninggalkan.  Kata ini digunakan sebanyak 13 kali dalam PB. 
      Nasehat Paulus agar meninggalkan orang tidak beriman yang mau bercerai dan menerima org yg tidak beriman yang mau “menikah”
      5. Chorizestho
      Dari kata “chorizo” yang artinya: memisahkan; bercerai; meninggalkan; berbeda.  Kasusnya adalah Present imperatif aktif dari orang ke 3 tunggal yang artinya: hendaklah ia/itu bercerai.  Bentuk Present imperatif aktif ini mengindikasikan bahwa suatu perintah atau permintaan agar dilakukan secara terus menerus, atau perbuatan berulang-ulang kali.
       jadi perintah Paulus ini ditunjukkan kepada semua orang Kristen yang ada di Korintus agar mereka “menuruti” kehendak orang tidak beriman, supaya orang beriman tersebut tidak terikan dan ia hidup dalam kedamaian
       
      Eksposisi
      Dan kesimpulan
      Eksposisi
      Setiap org yang beriman jangan sekalikali melakukan perceraian.  Firman Tuhan juga mengatakan apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia.  Allah tidak menghendaki adanya perceraian, tetapi hanya menghendaki damai sejahtera diantara umat manusia.
      jika dalam suatu pasangan ada pasangan yang tidak beriman, maka yang beriman harus tetap menjadi contoh sehingga ia akan mempengaruhi pasangan yg tidak beriman tersebut.
      Tetapi jika pasangan yg tdk beriman mau cerai dgn alasan yg jelas maka ia boleh memisahkannya agar ia (org beriman) tdk terikat sehingga ia akan hidup damai sejahtera.
      kesimpulan
      Jagan ada perceraian di dalam kehidupan orag Kristen,  sebab Allah menghendaki supaya setiap org menikah sekali untuk selama-lamanya.
      Allah sangat membenciperceraian, Allah sangat menginginkan kedamaian didlam diri umat-Nya
      Oleh sebab itu “Pililah” pasangan hidupmu yang bisa bertahan samapai ..............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar