Perceraian
OLEH:
Eka
Tossy
Handayani
Masalah
• 1 Korintus 7:1,
menunjukan bahwa Paulus sedang menjawab pertanyaan dari jemaat Korintus, khususnya masalah perceraian. Jemaat Korintus
bingung tentang kewajiban orang-orang Kristen berkaitan dengan istri atau suami
yang belum bertobat.
• Sebab, fakta yang terjadi dalam jemaat
Korintus ialah banyak anggota jemaat di Korintus yang diselamatkan sesudah
mereka menikah, tetapi pasangan mereka masih belum bertobat.
• Orang-orang
inilah yang mengalami kesulitan dalam rumahtangga mereka, sehingga mereka
bertanya pada Paulus haruskah mereka tetap mempertahankan pernikahan dengan
pasangan yang belum selamat
• Latar Belakang Masalah
• Percabulan
• Dualisme Plato (tubuh adalah jahat)
• Over Realized Eschatology
Merasa sudah menjadi manusia rohani sehingga bebas dalam
menggunakan tubuh.
• Entusiasm
semangat yang berlebihan karena merasa sebagai jemaat yang
mempunyai hubungan khusus dengan Roh Kudus.
• Individualism
Kelompok sosial-masy gereja yang salin mengabaikan / merasa
mampu hidup sendiri.
•
•
ANALISA TATA BAHASAA
•
•
PENYELIDIKAN EKSEGETIKAL
•
• 1. Aphienai
• Berasal dari akar kata dalam bahasa yunani yaitu kata
“aphiemi” yang artinya: menyuruh pergi; membiarkan; meninggalkan; mengampuni;
menghapuskan; menyerahkan; menceraikan.
Kata ini digunakan dalam Akitab Perjanjian Baru sebanyak 143 kali.
• Kata ἀφιέναι (aphienai) dari akar kata “aphiemi”
bentuknya adalah present infinitif aktif.
Kemudian didahului dengan kata penghubung “mehe” (jangan). Bentuk kata ini menunjuk kepada pekerjaan yang
dilakukan pelaku
• ANALISSA TATA BAHASA
• Jadi dari kalimat ini menunjukkan bahwa ada perinta
“jangan” melakukan perbuatan yang sedang dilakukan. Maka dari ayat ini telah mengindikasikan
bahwa Paulus mengatakan hal ini karena jemaat tersebut sedang melakukan
perceraian.
• 2. Aphietō (ἀφιέτω)
• Kata aphieto berasal dari akar kata bahasa Yunani yaitu
kata “aphiemi” yang artinya: menyuruh pergi; membiarkan; meninggalkan;
mengampuni; mengampuni; menghapuskan; menyerahkan; menceraikan. Kata Aphietō (ἀφιέτω) ditulis dalam bentuk
Present 3 tunggal imperatif aktif
• Bentuk ini menunjukkan suatu perintah atau permintaan
agar melakukan perbuatan sesuatu terus menerus, atau perbuatan berulang-ulang
kali. Jadi dari bentuk ini
mengindikasikan bahwa perintah “jangan meningalkan; menceraikan dia
berulang-ulang kali. Yang artinya bahwa ia harus terus-menerus
mempertahankannya (Pernikahan) “ayat 12”
•
•
MASALA
•
• Jadi dari ayat ini telah memperjelas masalah yang sedang
dihadapi oleh jemaat di Korintus
• Masalanya: sedangterjadinya kawin “campur” antara orang beriman
dengan org tdk beriman
• Sehingga Paulus merespini berita yang disampaikan
kepadanya.
• Paulus menasehatkan bahwa jika org yg tidak beriman
mau menikah dgn org yg sudah percaya maka org percaya tersebut harus
menikahinya.
• Karena.....?
• 3. ἡγίασται (hegiastai)
• Dari akar kata bahasa Yunani yaitu dari kata “hagiazo”
yang berarti: pengudusan; penahbisan; menghormati sebagai yang kudus. Kata ini digunakan dalam PB sebanyak 28
kali. Akar kata hagiazo adalah “hagios”
yang artinya kudus. kasus dari kata ἡγίασται
(hegiastai) adalah perfek Indikatif
pasif 3 tunggal dari kata agios.
artinya: dia telah dikuduskan.
• Ayat sedang berbicara mengenai dampak dari nasehat Paulus
tersebut
• 4. Chorizetai
• Present indikatif pasif 3 tunggal dari kata “chorizo”
yang artinya: memisahkan; bercerai; meninggalkan; berbeda. Jadi Chorizetai berarti berarti: dia sedang
memisahkan; meninggalkan. Kata ini
digunakan sebanyak 13 kali dalam PB.
• Nasehat Paulus agar meninggalkan orang tidak
beriman yang mau bercerai dan menerima org yg tidak beriman yang mau “menikah”
• 5. Chorizestho
• Dari kata “chorizo” yang artinya: memisahkan; bercerai;
meninggalkan; berbeda. Kasusnya adalah
Present imperatif aktif dari orang ke 3 tunggal yang artinya: hendaklah ia/itu
bercerai. Bentuk Present imperatif aktif
ini mengindikasikan bahwa suatu perintah atau permintaan agar dilakukan secara
terus menerus, atau perbuatan berulang-ulang kali.
• jadi perintah
Paulus ini ditunjukkan kepada semua orang Kristen yang ada di Korintus agar
mereka “menuruti” kehendak orang tidak beriman, supaya orang beriman tersebut
tidak terikan dan ia hidup dalam kedamaian
•
• Eksposisi
• Dan kesimpulan
• Eksposisi
• Setiap org yang beriman jangan sekalikali melakukan
perceraian. Firman Tuhan juga mengatakan
apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia. Allah tidak menghendaki adanya perceraian,
tetapi hanya menghendaki damai sejahtera diantara umat manusia.
• jika dalam suatu pasangan ada pasangan yang tidak
beriman, maka yang beriman harus tetap menjadi contoh sehingga ia akan
mempengaruhi pasangan yg tidak beriman tersebut.
• Tetapi jika pasangan yg tdk beriman mau cerai dgn alasan
yg jelas maka ia boleh memisahkannya agar ia (org beriman) tdk terikat sehingga
ia akan hidup damai sejahtera.
• kesimpulan
• Jagan ada perceraian di dalam kehidupan orag
Kristen, sebab Allah menghendaki supaya
setiap org menikah sekali untuk selama-lamanya.
• Allah sangat membenciperceraian, Allah sangat
menginginkan kedamaian didlam diri umat-Nya
• Oleh sebab itu “Pililah” pasangan hidupmu yang bisa
bertahan samapai ..............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar