Perjamuan
Malam “1 Korintus 11:17-34”
Oleh:
Hendra Sulistyono
Melianty Tawoncu
Masalah
Jemaat Korintus tidak memahami
esensi Perjamuan Malam. Mereka layaknya
orang-orang yang tidak mengenal kasih Kristus.
Mereka menganggap Perjamuan Malam layaknya makan dan minum seperti
biasanya mereka lakukan sehari-hari, bahkan yang menjadi permasalahannya adalah
mereka makan dan minum dengan cara yang serakah. Mereka memakan makanannya sendiri, mengambil
makanan sebelum waktunya sehingga yang seorang dari mereka lapar dan yang lain
mabuk (1 Kor 11:21). Mereka tidak
menghargai Perjamuan Malam. Mereka
menjadikan Perjamuan Malam batu sandungan buat yang lain dan tidak menjadi
kesaksian yang hidup akan kasih Kristus.
Ini merupakan wujud dari jemaat yang individulistik. Tidak ada makna rohani dalam Perjamuan Malam
sebagaimana mestinya dimana jemaat sebagai tubuh Kristus seharusnya bersekutu
dalam kasih melalui perjamuan malam.
Padahal esensi dari Perjamuan Malam adalah wujud dari kesatuan dalam
tubuh Kristus.
Latar Belakang Masalah:
Adanya perpecahan di dalam jemaat,
dimana mereka mengaku sebagai pengikut Apolos, dan pengikut Paulus. Terlebih adanya kesenjangan sosial berdasarkan
strata sosial, kelompok kaya dan kelompok yang miskin. Orang Yahudi yang tidak mau makan
bersama-sama dengan orang non-Yahudi (kaum kafir), karena menganggap makanan
orang non-Yahudi adalah makanan yang haram. Intinya adalah individualistik
Permintaannya kepada jemaat untuk
tetap mekakukan perjamuan malam, pengetahuan akan keselamatan mempercayai dalam
hal ini (1 Kor 15:2). Dia bukanlah lawan
diantara kesalehan dan penilaian yang tinggi dari tradisi. Inti dari yang Paulus sampaikan adalah karya
salib Kritus untuk keselamatan manusia (1 Kor 15:3) dan yang dia dapatkan dari
Allah (1 Kor 11:23). Dalam pemahaman
yang lain Paulus tidak merekomendasikan kepada sakramen dari obyek apa yang
telah ia sampaikan. Saat itu tradisi
Paulus memiliki proses untuk menetapkan persetujuan lisan. Di dalam 1 Kor 15:3 kita memiliki sebuah formula teologi kristen yang benar,
seperti juga dalam 1 Kor 11:23. Perayaan
dan apresiasi datang dari Tuhan, dan bukan paulus yang mendapat formula di
dalam panduan visi dari tuhan.[1]
Studi Kata
1
Kor 11:18
scivsmata,
(schismata)dari
kata scisma accusative
neuter plural[2],
berarti pembelahan, sobekan (kain), perpecahan, aliran lawan.[3] *Kata ini secara harafiah berarti perpecahan
pada obyek, yaitu jemaat Korintus. Atau dengan
kata lain perpecahan yang sedang terjadi di jemaat Korintus. Gerhard Schneider menjelaskan arti dari kata
schisma adalah perpecahan yang terjadi di jemaat korintus, mereka mengakui
adanya perbedaan sumber iman dari wibawa mengenai kurangan persatuan mengenai
ekaristi, dan perpecahan diantara pemimpi yang berkarisma.[4]
prw/ton me.n ga.r sunercome,nwn u`mw/n evn evkklhsi,a| avkou,w sci,smata
Verb particle
kp PM MGJ
kg kd
NAT IPM MT NAJ prw/toj sune,rcomai su
evkklhsi,a avkou,w scisma
pertama tentunya karena
mereka sedang dari kamu di dalam
jemaat aku telah
perpecahan2
berkumpul mendengar
evn u`mi/n u`pa,rcein kai. me,roj
ti pisteu,wÅ
kd kg
Inf PA kp NAT kt.t PIA 1T
su u`pa,rcw me,roj pisteuw
di dalam pada kamu ada dan
bagian bagaimana aku sedang percaya
*Karena
pertama tentunya mereka sedang berkumpul di dalam kamu (sebagai) jemaat, aku
telah mendengar dan aku percaya bagaimana ada perpecahan di bagian dalam kamu.
1 Kor 11:19
aireseij (aireseis) dari kata ai[resij accusative feminine plural[5], berarti pilihan, golongan, sekte, perpecahan, aliran.[6] Sedangkan Bauer menerjemahkan kata ini dengan
pertikaian, pilihan.[7] *Kata ini secara harafiah berarti pertikaian
atau perselisihan terhadap obyek, yaitu jemaat Korintus. Kittle menjelaskan bahwa sebenarnya tidak
mungkin jemaat terpecah oleh karena perselisihan. Perselisihan harus ada untuk menguji mereka
berdasarkan kemampuan mereka. Ketaatan
kepada hukum Allah akan menguatkan dan meneguhkan mereka..[8]
dei/ ga.r kai. ai`re,seij evn u`mi/n ei=nai( i[na Îkai.Ð oi` do,kimoi faneroi.
PIA 3T kd kp FAJ kp kgO2J InfPA
kp kp MNJ
MNJ MNJ
dei ai`re,sij su
eivmi, o do,kimoj fanero,j
harus karena dan
perpecahan di dalam pada kamu
aku yang dan
itu sedang diakui sedang menaruh
ge,nwntai evn u`mi/nÅ
Ao Sub3J kp kg
gi,nomai
su
mereka dulu di dalam pada kamu
pernah datang
(mungkin hal ini terjadi, bisa jadi belum terjadi)
*Dan
karena harus (ada) perpecahan di dalam kamu dan aku (itu) yang sedang diakui
sedang menaruh mereka yang dulu pernah di dalam kamu.
Perpecahan di jemaat Korintus masih
sekedar indikasi, seperti kertas yang kusut dan terdapat bagian-bagian yang
sudah rusak. Dimana perpecahan itu
berupa ketidak adilan karena induvidualistik mereka. Mereka mementingkan dirinya sendiri dan tidak mau melihat
orang lain. Perpecahan itu harus ada
untuk menguji kemurnian mereka (ay 28), sehingga akan nyata kasih mereka akan
sesamanya.
1 Kor 11:21
dei/pnon (deipnon) dari kata dei/pnon memiliki kasus neuter accusative tunggal.[9] Banquet, a feast yang berarti perjamuan,
makan besar.[10] Rogers memberi arti dinner (makan malam), the
main meal (makanan pokok). For the meal
of the Greeks and Romans (makanan pokok orang-orang Yunani dan Romawi).[11] Kebiasaan yang mengikuti perayaan yang
mengambil tempat di malam hari.[12] *Kata ini secara harafiah berarti perjamuan
makan malam yang biasa dilakukan oleh orang-orang Yunani dan Romawi.
e[kastoj ga.r to. i;dion dei/pnon prolamba,nei evn tw/| fagei/n( kai. o]j me.n.
MNT kp NAT
NAT PIA 3T kp NDT AoInfA
kp MNT particle
e[kastoj i;dioj dei/pnon pro-lamba,nw o` evsqi,w o[j
setiap karena pribadi
makan malam mengambil
sebelum di dalam itu memakan
dan itu tetapi
waktunya
peina/| o]j de mequ,eiÅ
PIA 3T MNT
particle PIA 3T
peina,w o]j de mequ,w
dia sedang itu
pada satu dia sedang
lapar pihak...pada
mabuk
pihak
lain
*Karena
setiap pribadi mengambil makanan sebelum waktunya (sebelum orang lain) makan
malam itu dan pada satu pihak dia sedang
lapar pada pihak lain dia sedang mabuk.
peina present indikatif aktif
orang ketiga tunggal.[13] Dari kata peinaw berarti lapar.[14]
kai os men peina kai os mequei. *Kata
ini secara harafiah berarti sehingga (ada yang/sebagian) pada satu pihak dia
sedang lapar dan (yang sebagian) pada pihak lain mabuk
mequei
present
idikatif Aktif orang ketiga tunggal mequw
(mabuk)[15]
dia
sedang mabuk. Ada yang sebagian dia
(sekelompok) orang yang sedang kelaparan dan sebagian lain dia (setiap orang)
orang yang sedang mabuk.[16] *Kata ini secara harafiah berarti orang yang
sedang kelaparan. Dan ada yang lapar
sementara yg lain sedang kembung dengan dengan berlebihan karena minum anggur.
Masalahnya disini prolambanei. present
indikatif aktif orang ketiga tunggal.[17] pro-lambanw, pro
(sebelum waktu atau tempat)
lamban berarti mengambil.[18]
Berarti mengambil sebelum waktunya.
Untuk mengambil sebelum yang lain.[19] Mengambil tindakan atau berbuat sesuatu
sebelum waktunya; mengambil (makanan) sebelum (orang lain).[20] *Kata ini secara harafiah berarti ada
sekelompok orang yang mengambil makanan sebelum waktunya atau tidak memberi
kesempatan orang lain (miskin) untuk makan terlebih dahulu.
*Karena tiap-tiap orang
mengambil makanan miliknya sendiri sebelum waktunya/ sebelum orang lain
mengambilnya.
Berbicara tentang individu yang mengutamakan makanan
mereka sendiri (to idion deirnon
prolambanei) pada perjamuan Tuhan. Tindakan mereka tanpa persaudaraan dan tidak
layak. Untuk tindakan mereka dengan mengutamakan milik mereka pada apa yang
seharusnya dilakukan bersama.[22]
*Karena tiap-tiap orang mengambil makanan miliknya
sendiri sebelum waktunya/ sebelum orang lain mengambilnya. Sehingga ada
sebagian orang yang sedang lapar dan ada sebagian orang yang sedang mabuk.
Kembali kepada permasalahan yang sedang di hadapi adalah
yaitu hadirnya dua golongan yang miskin dan kaya. Dimana mereka hidup dalam individualis dan
independen. Tidak adanya kepedulian satu
dengan yang lain mereka saling
mengabaikan. Golongan orang kaya menolak orang miskin dalam perjamuan
malam. Yang memiliki makanan yaitu
golongan orang kaya mengambil makanannya sendiri dan tidak mempersilahkan tidak
memberi kesempatan kepada orang lain yaitu golongan miskin mengambilnya. Sebagai akibatnya terjadi kesenjangan dalam
Perjamuan itu sekelompok orang miskin sedang kelaparan dan sekelompok orang
kaya sedang mabuk. Ketika mereka berkumpul untuk menyembah, sesudahnya, tanpa ampun mereka tidak memberi perhatian
terhadap mereka yang lapar diantara mereka.[23]
Definisi perjamuan
malam:
Perjamuan
Tuhan dimulai oleh Yesus pada perjamuan akhir yang memang merupakan jamuan
makan yang sesungguhnya. Hal ini
merupakan kebiasaan yang sudah ada pada gereja mula-mula. Kisah Para Rasul menyebutnya sebagai
“memecahkan roti” (KPR 2:42,46; 20:7).
Itu adalah saat untuk bersosialisasi,
berbagi makanan dan makan bersama.
Ini juga disebut sebagai perjamuan kasih untuk merayakan agape. Perjamuan kasih biasanya dihadiri oleh orang
yang tidak layak untuk makan bersama. Dimaksudkan untuk menolong orang miskin
(2 Kor. 8:13-15) dan mengungkapkan kesatuan diantara mereka.[24]
Hubungan Perjamuan
Malam dengan Perjamuan suci
Rasul
Paulus memberikan sebuah penjelasan mengenai perjamuan Tuhan yang telah mereka
selewengkan. Tradisi pemecahan roti dan meminum anggur sebelum Tuhan Yesus
diserahkan berlanjut kepada gereja mula-mula di Yerusalem hingga jemaat di Korintus.
sebelumnya ketika Paulus merintis jemaat Korintus, ia juga meneruskan tradisi
liturgi yang didapatnya melalui gereja di Yerusalem.
Kebiasaan
yang ada dalam perjamuan malam yaitu sikap mementingkan diri sendiri,
perpecahan mereka bawah ke dalam perjamuan suci. Mereka tidak menyadari bahwa
perjamuan adalah acara makanan yang khusus dimana kematian Yesus dikenang
dengan semua implikasi kehidupan yang dimiliki sebagai Kristen yaitu
kesadaran bahwa mereka adalah satu tubuh dalam
tubuh Kristus.
Howard Marshall mengatakan Saling mengabaikan dan
tidak mengingat satu dengan yang lain adalah kegagalan.
Gagal
untuk melakukannya adalah untuk gagal untuk mengenali tubuh Kristus. sebuah
Pharase yang mungkin menyinggung kedua roti mewakili tubuh Kristus disalibkan
dari dan ke gereja yang juga disebut sebagai tubuh Kristus. 10:16-17. ini mungkin tampaknya menjadi symbolis
teologis belaka tetapi Paulus mengambil sangat serius. ia percaya bahwa
penghakiman ilahi bisa jatuh pada orang-orang yang gagal untuk melihat
signifikansi ini di makan.
Nasehat
1. Paulus menasihatkan untuk mengutamakan dan
memperhatikan satu dengan yang lain.
Jika jemaat berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang
lain. (11:33).
2. Daripada makan makanan yang dibawah sendiri dan tidak
memberikannya kepada orang lain dengan alasan lapar, lebih baik makan lebih
dahulu dirumah. (11:33).
3. Seseorang harus menguji dirinya sendiri baru dapat
melakukan perjamuan suci (11:29).
Eksposisi
1.
Memilih menjadi
orang percaya dan berjemaat berarti memilih untuk menjadi bagian dari anggota
tubuh Kristus yang tidak dapat dipisahkan.
Itu diikuti dengan kesadaran bahwa mengabaikan satu dengan yang lain
berarti pula mengabaikan tubuh kita sendiri.
Menyakiti dan membiarkan kelaparan bagian anggota tubuh yang lain sama
halnya dengan menyakiti diri kita sendiri.
2.
Sikap
mementingkan diri sendiri bukanlah cerminan dari Kasih sebaliknya Memperhatikan
orang yang kurang mampu di dalam berjemaat harus ditunjukkan di dalam
persekutuan.
3.
Tidak memandang
rendah perjamuan suci dan sangat penting mengetahui makna sebenarnya dari
Perjamuan suci. Perjamuan Suci adalah
hal yang sakral untuk dilakukan karena didalamnya memperingati pengorbanan
Kristus untuk kita.
[2]
Moulton, 394.
[3]
Barclay M. Newman Jr, Kamus
Yunani-Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 167.
[4] Horst
Balz dan Gerhard Schneider, Exegetical
Dictionary of New Testament (Michigan: William B. Eerdmans Publishing
Company, 1994), 319.
[5] Moulton,
9.
[6]
Newman, 4.
[7] Walter
Bauer’s, A Greek-English Lixicon of The
New Testament (Chicago: The University of Chicago Press, 1958), 24.
[10]
Newman, 122.
[11]
Rogers, 374.
[12]
Frederic Louis Godet, Commentary on First
Corinthians (Michigan: Kregel Publications,1977), 570.
[13]
Wesley J. Perschbacher, The New
Analytical Greek Lexicon (Massachusetts: Hendrickson Publishers, 2001),
317.
[14] Moulton, 314.
[15] Ibid, 261.
[17]
Wesley J. Perschbacher, The New
Analytical Greek Lexicon (Massachusetts: Hendrickson Publishers, 2001),
348.
[18] Bahasa Yunani Koine, The
Elements Of New Testament Greek (Malang: SAAT,)
[19] Moulton, 345.
[20] Newman,141.
[21] Moulton, 86.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar